![Image result for TANGAN ALLAH](https://i0.wp.com/aslibumiayu.net/wp-content/uploads/2016/09/IMG_20170902_220023.jpg?resize=300%2C298&ssl=1)
DALAM TAFSIR SIFAT ASMA'K ALLAH
YANG MANA TANGGAN ALLAH DI SINI DI TAFSIR SEBAGAI
SIFAT ALLAH,.,..,
;;;;;;;;;;;;MAKNA KEDUA TANGGAN ALLAH KANAN BERMAKNA TANGAN YANG MULIA DI LETAK DI SEBELAH KANAN,.,.,. YANG BAIK AMALAN DI BERI SEBELAH KANAN,.,. DAN YANG LAIN TENTANG KEBAIKAN KANAN,..,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ “Dan kedua tangan Allah itu kanan.” (HR. Muslim) Pada Asy Syariah edisi 112 hlm. 71,
BISSMILLAHIRRAHMANIRRAHIM,.
Terjemahan hadits riwayat Muslim tertulis, “…
Kemudian Dia melipat bumi dengan kiri-Nya….” Bukankah seharusnya dengan kanan-Nya? firman Allah ‘azza wa jalla, بَلۡ يَدَاهُ مَبۡسُوطَتَانِ يُنفِقُ كَيۡفَ يَشَآءُۚ “(Tidak demikian), tetapi kedua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.” (al-Maidah: 64)
قَالَ يَٰٓإِبۡلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسۡجُدَ لِمَا خَلَقۡتُ بِيَدَيَّۖ أَسۡتَكۡبَرۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡعَالِينَ ٧٥
Allah berfirman,
“Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, يَطْوِ ى اللهُ السَّمَوَاتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ يَأْخُذُهُنَّ بِيَدِهِ الْيُمْنَى ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَيْنَ الْجَبَّارُونَ؟ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ؟ ثُمَّ يَطْوِى الْأَرَضِينَ ثُمَّ يَأْخُذُهُنَّ–قَالَ ابْنُ الْعَلاَءِ: بِيَدِهِ الْأُخْرَى–ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَيْنَ الْجَبَّارُونَ؟ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ؟
Allah ‘azza wa jalla melipat langit-langit pada hari kiamat lalu mengambilnya dengan tangan kanan-Nya seraya berkata, “Akulah Sang Raja, di manakah para diktator? Di manakah orang-orang yang sombong?” Lalu Allah ‘azza wa jalla melipat bumi-bumi kemudian mengambilnya.—Ibnul ‘Ala`, salah seorang perawi hadits mengatakan: dengan tangan-Nya yang lain)—Allah berkata, “Akulah Sang Raja, di manakah para diktator? Di manakah orang-orang yang sombong?” ( HR. Abu Dawud, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani rahimahullah) Ibnu Khuzaimah rahimahullah menuliskan dalam Kitab at-Tauhid bahwa Allah ‘azza wa jalla memiliki dua tangan yang terbentang dan berinfak sekehendak-Nya.
Dengan kedua tangan-Nya, Allah ‘azza wa jalla menciptakan Adam. Kedua tangan tersebut adalah tangan hakiki yang tidak sama dengan tangan makhluk-Nya. Mahasuci Allah dari kesamaan dengan makhluk. Allah ‘azza wa jalla berfirman, لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَيۡءٞۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ ١١ “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (asy-Syura: 11)
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa Allah ‘azza wa jalla memiliki dua tangan, kanan dan kiri. Hanya saja, tangan kiri Allah ‘azza wa jalla tidak boleh dipahami seperti kiri pada makhluk. Sebab, kiri pada makhluk identik dengan kelemahan dan kekurangan, sementara tangan kiri Allah ‘azza wa jalla tidak memiliki kelemahan dan kekurangan sama sekali. Tangan kiri Allah ‘azza wa jalla tetap sempurna dalam segala hal. Oleh karena itu, riwayat pertama menyebutkan bahwa kedua tangan Allah ‘azza wa jalla kanan, untuk menghilangkan kesan lemah dan kekurangan pada tangan Allah ‘azza wa jalla. Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Dalam hadits terdapat penyebutan dua tangan Allah (kanan dan kiri).
TANGAN ALLAH KANAN, MEMEGANG SETIAP JIWA @ NYAWA MAHLUKNYA,.,.
Pada hadits lain, ‘dan kedua tangan-Nya kanan’ (tangan yang satu kiri). Akan tetapi, tidak seperti kirinya tangan makhluk. Kiri Allah ‘azza wa jalla tetap kanan. Berbeda halnya dengan makhluk, kirinya bukan kanan. “Sifat semacam ini hanya khusus bagi Allah ‘azza wa jalla, yaitu kedua tangan Allah ‘azza wa jalla kanan. Jadi, Allah ‘azza wa jalla memiliki tangan kanan dan tangan kiri sebagaimana disebutkan dalam hadits; kanan tidak seperti kanannya makhluk dan kiri tidak sepeti kirinya makhluk.” (I’anatul Mustafid) Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Apabila lafal kiri itu sahih, menurut saya tidak bertentangan dengan lafal lain ‘kedua tangan-Nya kanan’. Sebab, maknanya adalah tangan yang lain tidak seperti kiri pada makhluk, yaitu kurang dibanding dengan tangan kanannya. “Oleh karena itu, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘kedua tangan Allah itu kanan’, yakni tiada kekurangan padanya.” (al-Qaul al-Mufid)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
alhamdulillah